Kamis, 28 April 2011

janganlah marah, bagimu syurga

“ummi ga boleh marah loh… kan ada haditsnya… laa taghdob wa lakal jannah..janganlah marah, bagimu syurga..”
Ucapan sederhana yang keluar dari mulut mungil Raihanah, putri sulungku, ketika aku mengambil ancang-ancang  ‘marah’ pada Khalid, adiknya, yang siang itu menumpahkan air  ketika makan siang, untuk yang kesekian kalinya.Aku terpana beberapa saat. Kutarik nafas, beristighfar dan pergi ke belakang mengambil lap.
Kejadian sederhana itu membuatku tak dapat tidur di malam harinya. Pikiranku melayang-layang. Diriku bagai ditegur keras oleh seorang dengan kapasitas ustadz/ustadzah. Raihanah, si sulung yang akhir tahun kemarin genap 4 tahun, sudah menghafal 5 hadits dan menghafal beberapa surat pendek. Tak bisa kupungkiri, betapa cepat daya ingat dan pemahamannya. Semua pelajaran diingat dan diaplikasikannya dengan baik. Pernah suatu hari di hari Jumat sore, ketika sibuk dengan bonekanya, tiba-tiba ia berceloteh, “ mi, Nabi Musa kasian ya? Mau dibunuh sama Firaun.” Kuhentikan kegiatan membacaku, lalu kupancing, “ hhmm, emang kakak tau cerita Nabi Musa?”. Masih dengan menyisir rambut bonekanya “ iih ummi, itu loh, yang dimasukin dalam keranjang, trus di anyutin ke sungai waktu bayi sama ibunya. Trus ditemuin sama istri Firaun yang lagi mandi di sungai ditemani dayang-dayang.” Aku terdiam, khusyu mendengarkan lanjutan ceritanya . “ digendong deh, mi sama istrinya, trus mau jadi anaknya. Eh, masa istrinya firaun juga jadi dibunuh deh mi. jahat ya si firaun??”
Jujur, aku melongo. Raihanah belum pernah cerita apapun tentang Nabi Musa sebelumnya. Tapi hari itu, dia bercerita dengan begitu mengalirnya dan seakan meresapi cerita tersebut, karena raut wajahnya begitu excited di adegan ‘istri firaun mengambil Nabi Musa bayi dalam keranjang’ dan menjadi sedih ketika sampai pada adegan ‘istri firaun akhirnya dibunuh’.
Aku masih terpana diantara senang dan menyesal. Senang ? iya, karena Raihanahku semakin pintar dan dapat menceritakan kembali apa yang sudah dia ketahui. Menyesal ? yaahhh.. karena aku bukan orang pertama yang menceritakan kisah tersebut. Aku kemana aja sih ?? padahal di rumah full, tapi ternyata tetap aja ada hal-hal yang aku lewatkan. Mengurus dua orang balita aktif dan seorang bayi super, seorang diri bukanlah perkara mudah . Ah, jangan-jangan aku cuma sok sibuk aja selama ini di rumah?  Karena aku masih terlampau sering pula meminta bantuan nenek dan tantenya anak-anak. Artinya, aku ga jungkir balik seorang diri kan ?
Kupejamkan mataku dan mereview segala kegiatanku di rumah. Kususuri tiap jenak  waktu, memang masih banyak waktuku yang kurang berkualitas  bersama krucilz ku. Aku masih terlalu banyak menggunakan jatah ‘ me time’ ku. Masya Allah, berat juga ya amanah ini, aku sadar aku tak akan pernah menjadi seorang yang sempurna. Namun aku tidak mau menyia-nyiakan amanah yang indah ini. Segempal rasa syukur memenuhi rongga dadaku malam itu. Kuambil wudhu dan menggelar sajadah. Memohon kekuatan dari yang Maha Kuat dan meminta kesanggupan dari Dia yang telah memberikan amanah.
Terima kasih , Raihanah sayang, untuk kembali menyadarkan ummi akan semua amanah ini.. you’ll always be my shining star.. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar